listening music yuuk..!!!!!!!!!!

cOveR9irL..hahaha

Create Fake Magazine Covers with your own picture at MagMyPic.com
Click here to rate this magazine

Sabtu, 30 April 2011

Rindu Ayah (Prosa)

Tuhan telah mengambil ayahku. Aku sadar ia adalah penguasa muka bumi beserta isinya. Segala sesuatu pasti kembali ke sisiNya. Aku hanya bisa berpasrah diri.

Sekarang aku adalah imam dalam keluarga. Menjaga ibu dan adik-adik adalah tanggung jawabku. Membuat adik-adik sukses adalah mimpi ayah yang tertunda. Aku akan mewujudkannya.

Meski baru beberapa hari ayah telah pergi ke tempat abadi, rasa rindu ini sudah tak tertandingi, melebihi rasa rindu kepada kekasihku yang kutinggal di negeri seberang.

Tuhan, bolehkah kutitip pesan untuk ayah?

Tolong sampaikan kepadanya aku akan menjaga ibu dan adik-adik. Aku akan menjadi orang yang berguna untuk keluarga dan masyarakat. Terima kasih ayah kau telah membesarkan dan mendidikku di lingkungan yang religi. Aku yakin suatu saat nanti kau akan menjemput ibu, aku, dan adik-adik di bangku taman firdaus itu.

Pangeran Berkuda Putih (Prosa)

Pangeran berkuda putihku telah hilang menembus awan. Detak suara sepatu kudanya sudah tak pernah kudengar lagi. Dia pergi dengan meninggalkan setangkai bunga mawar yang penuh duri untukku. Mungkin sekarang pangeran berkuda putihku sudah sampai nirwana. Bertemu dengan banyak bidadari di sana.

Aku tidak tahu apakah dia akan mengetuk dan mengajakku berkelana lagi. Berkelana melewati panasnya gurun sahara dan ribuan kaktus di pinggirnya. Kadang kami beristirahat di sebuah oase yang airnya mulai mengering. Pangeran itu mengambil setungkup air yang ia berikan padaku. Kemudian kami rebahkan tubuh di atas butiran permadani pasir sambil menatap teriknya matahari.

Aku rindu masa-masa bersamanya. Dari segala penjuru sudah kucari pangeran berkuda putih itu. Aku bertanya pada angin, air, bahkan matahari. “Apakah kalian melihat pangeran berkuda putihku?”. Namun mereka serempak menjawab “Tidak”. Banyak pangeran dari negeri seberang ingin memetik dan menghisap tubuhku. Tapi bagiku mereka semua hanyalah pangeran tak bersayap! Pangeran yang hanya menjadi benalu di atas teratai dan batu!

Ketika purnama menerangi malam, kulihat dari balik tirai ada bayangan wajah lelaki yang kukenal. Bayangan itu semakin lama semakin nyata. Pangeran berkuda putihku telah kembali. “Terima kasih Tuhan. Kau telah mengabulkan pintaku di sepertiga malam. Di kala orang-orang memasuki bunga tidur, aku bersimpuh padaMu”.

Setelah melepas lelah, pangeran berkuda putihku menceritakan perjalanannya melewati mimpi-mimpi pemberian Tuhan. Banyak perubahan yang ia alami. Ia berjanji tidak akan meninggalkanku sendiri lagi hingga kami melebur menjadi satu.

Kakek Bermuka Surga (Prosa)

Pagi itu, ketika aku dilemparkan ke bumi oleh tangan Tuhan, aku terjatuh di sebuah taman yang dihiasi bunga warna-warni yang sedang bermekaran. Aku melihat anak-anak Adam sedang berjalan kesana kemari. Salah satunya adalah seorang kakek penjual susu. Di usianya yang sudah renta, ia masih lincah menawarkan barang dagangannya sambil menaiki sepeda ontel yang mungkin usianya sama seperti kakek itu. Aku terpaku melihat wajah kakek itu. Indaaahhhh.... aku merasa nyaman melihatnya. Kakek bermuka surga!! Jarang sekali di zaman seperti ini, zaman yang penuh dengan kedustaan, zaman yang dipenuhi anak-anak Adam yang haus akan kekuasaan, aku masih melihat muka kepolosan dari seorang manusia. Mungkin si kakek menyadari keterpakuanku, ia melemparkan senyumnya sambil berkata “Ini susu untukmu Nak!! Ambillah”. Kakek itu iba kepadaku. Dengan pakaian compang-camping yang aku kenakan dilengkapi dandananku yang berantakan, kakek itu menyangka aku adalah seorang gembel. Tak apalah. Aku membalas senyum si kakek sambil berkata terima kasih semoga Tuhan selalu menyertaimu di dalam hati. Kemudian aku terbangun dari tidur lelapku. Oh, ternyata yang baru kualami hanya mimpi.